MTsN 2 Aceh Besar Resmi Menerima 60 Eksamplar Buku Berjudul "Patah di Ujung Peluk"
humannesia.com/ JANTHO - Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 2 Aceh Besar resmi menerima 60 eksamplar buku berjudul "Patah di Ujung Peluk," sebuah analogi cerpen plot twist yang ditulis oleh kepala madrasah, guru dan siswa.
Hal itu dilakukan dalam semangat menguatkan budaya literasi di madrasah, berlangsung di MTsN 2 Aceh Besar, Senin (2/6/2025).
Penyerahan itu dilakukan secara simbolis oleh Ketua Rangkang Guree Meurunoe, Indra Mardiani MPd dalam sebuah momen silaturrahmi yang penuh kekeluargaan dan semangat literasi.
Turut hadir dalam acara itu Pengurus Rangkang Guree Meurunoe diantaranya, Aida Junaidanur SPd, selaku koordinator bidang literasi, Rahmawati SAg, sebagai bendahara, Tim Litetasi MTsN 2 Aceh Besar, Ernita Handayani dan Zahra Nurul Liza.
Ketua Rangkang Guree Meurunoe, Indra Mardiani kepada media ini, Rabu (4/6) mengatakan, buku ini merupakan buah manis dari Ruang Silaturrahmi Sawe Madrasah yang digelar pada Oktober 2024 lalu.
Katanya, kala itu Duta Baca Indonesia, Gol A Gong hadir langsung ke Banda Aceh untuk menginspirasi generasi muda Aceh.
"Kegiatan ini didukung penuh oleh Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Aceh, Nazaruddin Musa MLI PhD," sebut Iin.
Disebutkannya, ia secara konsisten membuka ruang kolaborasi antara dunia literasi nasional dan pendidikan madrasah.
Iin menjelaskan, tidak hanya berhenti pada sesi temu dan dialog saja, tapi kegiatan ini berlanjut ke pelatihan menulis, pendampingan intensif, hingga proses kurasi dan penerbitan oleh Dandelion Publisher, Bogor, pada Mei 2025.
Ia juga juga menyampaikan, bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar bersama untuk menciptakan ruang ekspresi dan tumbuhnya penulis-penulis muda dari madrasah.
“Kami bersyukur bisa menjadi bagian dari proses ini. Semoga kegiatan ini bukanlah puncak, melainkan awal dari gelombang baru budaya menulis dan membaca di madrasah," imbuh Iin.
Ditambahkannya, kami ingin melihat lahirnya penulis-penulis yang mampu menyuarakan nilai-nilai kebaikan, kearifan lokal, dan semangat keislaman dalam karya mereka.
Iin menuturkan, buku “Patah di Ujung Peluk” menjadi simbol bahwa dari madrasah, lahir karya-karya yang tidak hanya cerdas secara naratif, tapi juga mengandung nilai-nilai moral dan refleksi sosial.
Setiap cerita dalam buku ini sambungnya, bukan sekadar fiksi, melainkan cermin imajinasi, empati, dan harapan generasi muda untuk masa depan yang lebih baik.
Kepala MTsN 2 Aceh Besar, Sudirman M SAg mengungkapkan, rasa syukur atas lahirnya karya ini sebagai bentuk ekspresi, kreativitas, dan potensi literasi anak-anak madrasah.
“Kehadiran sosok inspiratif seperti, Gol A Gong memberikan motivaai besar bagi peserta didik kami untuk terus menyalurkan bakat menulis mereka," ujar Sudirman.
Lebih lanjut kepala madrasah menyampaikan, terima kasih setulusnya kepada Rangkang Guree Meurunoe yang telah menjadi jembatan penting dalam mempertemukan semangat literasi nasional dengan dunia pendidikan madrasah.
“Kami juga sangat mengapresiasi kepada Nazaruddin Musa atas dukungan serta kesempatan berharga yang telah beliau berikan kepada madrasah kami untuk terlibat dalam gerakan literasi nasional," kata Sudirman.
Dikatakannya, ini bukan hanya kegiatan. Tetapi sebuah proses pembentukan karakter yang kelak akan berpengaruh jauh ke depan.
Sebagai penutup, keluarga besar MTsN 2 Aceh Besar menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi, mulai dari Duta Baca Indonesia, IPI Provinsi Aceh, Rangkang Guree Meurunoe, para pendamping, hingga penerbit.
"Semoga Allah Swt senantiasa meridhai setiap ikhtiar kita dalam mencerdaskan generasi bangsa melalui jalan literasi," pungkas Sudirman.(***).
Penyerahan itu dilakukan secara simbolis oleh Ketua Rangkang Guree Meurunoe, Indra Mardiani MPd dalam sebuah momen silaturrahmi yang penuh kekeluargaan dan semangat literasi.
Turut hadir dalam acara itu Pengurus Rangkang Guree Meurunoe diantaranya, Aida Junaidanur SPd, selaku koordinator bidang literasi, Rahmawati SAg, sebagai bendahara, Tim Litetasi MTsN 2 Aceh Besar, Ernita Handayani dan Zahra Nurul Liza.
Ketua Rangkang Guree Meurunoe, Indra Mardiani kepada media ini, Rabu (4/6) mengatakan, buku ini merupakan buah manis dari Ruang Silaturrahmi Sawe Madrasah yang digelar pada Oktober 2024 lalu.
Katanya, kala itu Duta Baca Indonesia, Gol A Gong hadir langsung ke Banda Aceh untuk menginspirasi generasi muda Aceh.
"Kegiatan ini didukung penuh oleh Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Aceh, Nazaruddin Musa MLI PhD," sebut Iin.
Disebutkannya, ia secara konsisten membuka ruang kolaborasi antara dunia literasi nasional dan pendidikan madrasah.
Iin menjelaskan, tidak hanya berhenti pada sesi temu dan dialog saja, tapi kegiatan ini berlanjut ke pelatihan menulis, pendampingan intensif, hingga proses kurasi dan penerbitan oleh Dandelion Publisher, Bogor, pada Mei 2025.
Ia juga juga menyampaikan, bahwa kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar bersama untuk menciptakan ruang ekspresi dan tumbuhnya penulis-penulis muda dari madrasah.
“Kami bersyukur bisa menjadi bagian dari proses ini. Semoga kegiatan ini bukanlah puncak, melainkan awal dari gelombang baru budaya menulis dan membaca di madrasah," imbuh Iin.
Ditambahkannya, kami ingin melihat lahirnya penulis-penulis yang mampu menyuarakan nilai-nilai kebaikan, kearifan lokal, dan semangat keislaman dalam karya mereka.
Iin menuturkan, buku “Patah di Ujung Peluk” menjadi simbol bahwa dari madrasah, lahir karya-karya yang tidak hanya cerdas secara naratif, tapi juga mengandung nilai-nilai moral dan refleksi sosial.
Setiap cerita dalam buku ini sambungnya, bukan sekadar fiksi, melainkan cermin imajinasi, empati, dan harapan generasi muda untuk masa depan yang lebih baik.
Kepala MTsN 2 Aceh Besar, Sudirman M SAg mengungkapkan, rasa syukur atas lahirnya karya ini sebagai bentuk ekspresi, kreativitas, dan potensi literasi anak-anak madrasah.
“Kehadiran sosok inspiratif seperti, Gol A Gong memberikan motivaai besar bagi peserta didik kami untuk terus menyalurkan bakat menulis mereka," ujar Sudirman.
Lebih lanjut kepala madrasah menyampaikan, terima kasih setulusnya kepada Rangkang Guree Meurunoe yang telah menjadi jembatan penting dalam mempertemukan semangat literasi nasional dengan dunia pendidikan madrasah.
“Kami juga sangat mengapresiasi kepada Nazaruddin Musa atas dukungan serta kesempatan berharga yang telah beliau berikan kepada madrasah kami untuk terlibat dalam gerakan literasi nasional," kata Sudirman.
Dikatakannya, ini bukan hanya kegiatan. Tetapi sebuah proses pembentukan karakter yang kelak akan berpengaruh jauh ke depan.
Sebagai penutup, keluarga besar MTsN 2 Aceh Besar menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi, mulai dari Duta Baca Indonesia, IPI Provinsi Aceh, Rangkang Guree Meurunoe, para pendamping, hingga penerbit.
"Semoga Allah Swt senantiasa meridhai setiap ikhtiar kita dalam mencerdaskan generasi bangsa melalui jalan literasi," pungkas Sudirman.(***).
Kontributor : Baihaqi