Hadapi Pemilu, Pemuda ICMI Aceh Minta Perangkat Negara Netral
humannesia.com / BANDA ACEH - Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (MPW Pemuda ICMI) Aceh menggelar diskusi publik dengan tema “menuju Pemilu Berintegritas dan Berkualitas,” di Soba kafee, Selasa (09/01/2024).
Acara yang dibuka langsung oleh Ketua Umum Pemuda ICMI, Dr Ismail Rumadhan menghadirkan empat narasumber, yakni Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Saiful Bismi, Anggota Panitia Pengawas Pemilih (Panwaslih) Aceh, Maitanur, Direktur Eksekutif Masa Depan Institut, Dr Ishak Rafick dan Direktur Political Economy and Policy Studies (PEPS), Prof Dr Anthony Budiawan.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Farah Fadhillah, peserta diskusi publik ini terdiri-dari para ketua organisasi masyarakat (Ormas) dan Kepemudaan termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), serta akademisi dari berbagai Perguruan Tinggi di Aceh.
Sementara itu, Ketua MPW Pemuda ICMI Aceh, Dr Muhammad Yasar menyebutkan, bahwa kegiatan diskusi publik ini adalah bentuk respon isu nasional yang menjadi amanah Rakornas Pemuda ICMI di Bandung beberapa waktu yang lalu.
"Sebagai para cendikiawan tentu memiliki tanggung jawab moral dan sosial terhadap permasalahan bangsa," kata Yasar.
Menurutnya, Pemilu adalah peluang untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik ke depan.
Namun ujar Yasar, semua itu tidak akan terwujud jika tanpa penyelenggaraan yang berintegritas. Hal ini senada dengan yang disampaikan Ketua Umum Pemuda ICMI, Ismail Rumadhan.
Ismail menyampaikan, pemilu yang tidak berintegritas justru berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa. Hal ini ditemukan Pemuda ICMI dalam survey dan kajian di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Aceh.
"Para penyelenggara Pemilu termasuk seluruh perangkat negara seperti ASN, TNI dan Polri untuk serius memperhatikan ancaman ini. Kita harus mengedepankan kepentingan negara," Ismail mengingatkan.
Menanggapi hasil temuan kajian Pemuda ICMI Nasional ini, Ketua KIP Aceh, Saiful Bismi menyebutkan, karakteristik masyarakat Aceh yang kuat secara religi menjadikan Aceh lebih mampu dalam mencegah perilaku curang.
"Pihaknya tidak dapat di intervensi oleh pihak manapun. Pihaknya siap mewujudkan Pemilu yang berintegritas dan berkualitas," tegas Saiful.
Sedangkan menurut Anggota Panwaslih Aceh, Maitanur mengharapkan partisipasi dari seluruh masyarakat untuk mengawal Pemilu.
"Masyarakat Aceh agar melapor jika menemukan tindak pelanggaran dan kecurangan kepada pihaknya," himbaunya.
Secara tegas Direktur PEPS, Prof Antoni Budiawan meminta para penyelenggara khususnya KPU dan Bawaslu agar tidak tunduk kepada kepentingan penguasa.
"Namun tunduklah kepada rakyat karena mewujudkan Pemilu yang berintegritas, jujur dan adil menjadi syarat mutlak dalam melahir kepemimpinan yang legitimed," tegasnya.
Direktur Masa Depan Institut, Dr Ishak Rafick mengemukakan bahwa momentum Pemilu ini harus dimanfaatkan untuk menjadikan kehidupan bangsa yang lebih baik.
"Kita sedang berada di persimpangan, jangan sampai kita salah memilih," pesan Ishak.
Diskusi publik sangat antusias diikuti oleh 100 peserta ini dipandu oleh moderator, Dr Irwan Saputra dari MPW Pemuda ICMI Aceh.
Diantara yang paling menyita perhatian peserta adalah ketika Moharam Ramlean mengungkapkan hasil kajiannya yang dilakukan bersama Pemuda ICMI.
Semoga kegiatan ini mampu mengantisipasi potensi- potensi ancaman seperti yang disampaikan. Melaui pendidikan dan penyadaran politik yang dilakukan, kita dapat mewujudkan pemilu yang berintegritas dan berkualitas.(***)
Acara yang dibuka langsung oleh Ketua Umum Pemuda ICMI, Dr Ismail Rumadhan menghadirkan empat narasumber, yakni Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Saiful Bismi, Anggota Panitia Pengawas Pemilih (Panwaslih) Aceh, Maitanur, Direktur Eksekutif Masa Depan Institut, Dr Ishak Rafick dan Direktur Political Economy and Policy Studies (PEPS), Prof Dr Anthony Budiawan.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Farah Fadhillah, peserta diskusi publik ini terdiri-dari para ketua organisasi masyarakat (Ormas) dan Kepemudaan termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), serta akademisi dari berbagai Perguruan Tinggi di Aceh.
Sementara itu, Ketua MPW Pemuda ICMI Aceh, Dr Muhammad Yasar menyebutkan, bahwa kegiatan diskusi publik ini adalah bentuk respon isu nasional yang menjadi amanah Rakornas Pemuda ICMI di Bandung beberapa waktu yang lalu.
"Sebagai para cendikiawan tentu memiliki tanggung jawab moral dan sosial terhadap permasalahan bangsa," kata Yasar.
Menurutnya, Pemilu adalah peluang untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik ke depan.
Namun ujar Yasar, semua itu tidak akan terwujud jika tanpa penyelenggaraan yang berintegritas. Hal ini senada dengan yang disampaikan Ketua Umum Pemuda ICMI, Ismail Rumadhan.
Ismail menyampaikan, pemilu yang tidak berintegritas justru berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa. Hal ini ditemukan Pemuda ICMI dalam survey dan kajian di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Aceh.
"Para penyelenggara Pemilu termasuk seluruh perangkat negara seperti ASN, TNI dan Polri untuk serius memperhatikan ancaman ini. Kita harus mengedepankan kepentingan negara," Ismail mengingatkan.
Menanggapi hasil temuan kajian Pemuda ICMI Nasional ini, Ketua KIP Aceh, Saiful Bismi menyebutkan, karakteristik masyarakat Aceh yang kuat secara religi menjadikan Aceh lebih mampu dalam mencegah perilaku curang.
"Pihaknya tidak dapat di intervensi oleh pihak manapun. Pihaknya siap mewujudkan Pemilu yang berintegritas dan berkualitas," tegas Saiful.
Sedangkan menurut Anggota Panwaslih Aceh, Maitanur mengharapkan partisipasi dari seluruh masyarakat untuk mengawal Pemilu.
"Masyarakat Aceh agar melapor jika menemukan tindak pelanggaran dan kecurangan kepada pihaknya," himbaunya.
Secara tegas Direktur PEPS, Prof Antoni Budiawan meminta para penyelenggara khususnya KPU dan Bawaslu agar tidak tunduk kepada kepentingan penguasa.
"Namun tunduklah kepada rakyat karena mewujudkan Pemilu yang berintegritas, jujur dan adil menjadi syarat mutlak dalam melahir kepemimpinan yang legitimed," tegasnya.
Direktur Masa Depan Institut, Dr Ishak Rafick mengemukakan bahwa momentum Pemilu ini harus dimanfaatkan untuk menjadikan kehidupan bangsa yang lebih baik.
"Kita sedang berada di persimpangan, jangan sampai kita salah memilih," pesan Ishak.
Diskusi publik sangat antusias diikuti oleh 100 peserta ini dipandu oleh moderator, Dr Irwan Saputra dari MPW Pemuda ICMI Aceh.
Diantara yang paling menyita perhatian peserta adalah ketika Moharam Ramlean mengungkapkan hasil kajiannya yang dilakukan bersama Pemuda ICMI.
Semoga kegiatan ini mampu mengantisipasi potensi- potensi ancaman seperti yang disampaikan. Melaui pendidikan dan penyadaran politik yang dilakukan, kita dapat mewujudkan pemilu yang berintegritas dan berkualitas.(***)
Kontributor : Baihaqi