Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Perbedaan Disabilitas dan Difabel ?

HumanNesia.com - Istilah disabilitas dan difabel sering sekali dianggap sama oleh mayoritas orang. Namun, sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki makna yang sangat berbeda. Lantas, Apa Perbedaan Disabilitas dan Difabel ?

Disabilitas dan Difabel

Disabilitas dan difabel merupakan istilah yang menggambarkan tentang keterbatasan seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas tertentu. Meski secara garis besar makna nya sama, namun ada sedikit perbedaan di antara keduanya. Terkadang, apabila salah dalam menempatkan kata-kata tersebut, maka akan menimbulkan pemahaman yang berbeda.

Definisi Disabilitas dan Difabel

Secara umum, disabilitas merupakan ketidakmampuan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Ada beberapa jenis disabilitas, yaitu:

  • Disabilitas fisik, seperti gangguan gerak yang menyebabkan seseorang tidak bisa memegang atau berjalan
  • Disabilitas sensorik, seperti gangguan pada telinga (pendengaran)  atau mata (penglihatan)
  • Disabilitas intelektual, seperti kehilangan atau lemahnya ingatan
  • Disabiltas mental, seperti fobia, depresi, skizofrenia, atau gangguan kecemasan

Sedangkan, difabel merupakan istilah yang sedikit lebih halus untuk menggambarkan kondisi atau kemampuan seseorang yang mengalami disabilitas. Difabel mengacu pada keterbatasan peran penyandang disabilitas dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari karena ketidakmampuan yang mereka miliki.

Artinya, seorang yang dikategorikan difabel bukanlah tidak mempunyai kemampuan, melainkan hanya memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas tertentu. Kondisi seorang difabel juga dapat diperbaiki dengan alat bantu yang membuatnya jadi mampu melakukan aktivitasnya seperti semula, hal tersebut dapat terwujud apabila mereka memiliki semangat untuk terus berusaha.

Bagaimana Penggunaan Istilah Disabilitas dan Difabel

Sesuai dengan pengertian diatas, sebenarnya istilah disabilitas dan difabel tidak jauh berbeda. Perbedaan dari keduanya dapat dilihat dari penggunaan istilah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, seseorang yang menderita disleksia bisa disebut sebagai penyandang disabilitas, karena tidak bisa membaca dengan normal. Namun, ia juga dapat dikatakan difabel, karena dia memiliki kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, misalnya untuk membaca buku-buku pelajaran.

Disleksia adalah salah satu jenis disabilitas yang sulit disembuhkan, tapi dapat diatasi dengan menggunakan rekaman atau video untuk belajar. Sehingga, sifat difabelnya akan terlihat berkurang, karena ia tetap dapat memenuhi aktivitasnya sehari-hari, meskipun sebenarnya ia tetap memiliki disabilitas.

Makanya sebutan difabel menjadi lebih halus apabila dibandingkan dengan sebutan disabilitas. Hal ini dikarenakan adanya derajat ringan dan berat pada kata difabel. Sementara itu, dengan menyebut pelajar tadi sebagai seorang penyandang disabilitas, seakan-akan kita tidak melihat usahanya untuk mengatasi keterbatasan.

Setelah kita memahami Apa Perbedaan Disabilitas dan Difabel ?, maka mulai sekarang kita diharapkan dapat lebih menunjukkan rasa empati dan tidak merendahkan penyandang disabilitas. Bantu dan sayangilah mereka untuk mengatasi keterbatasannya.

Namun, jika kita tidak mampu, setidaknya bersikaplah biasa seperti kita bersikap kepada orang pada umumnya. Apabila kita ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi disabilitas atau difabel, jangan ragu untuk bertanya ke guru sekolah luar biasa, psikolog, dan dokter.