Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kadisdik Aceh Ajak Kepala SMK Bangun Ekosistem UMKM Melalui BLUD

humannesia.com / Banda Aceh - Peralihan status 68 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Aceh menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menjadi fondasi penting dalam pengelolaan sekolah. 

Alhudri

Karena itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri, meminta seluruh Kepala SMK melakukan langkah terukur untuk mengembangkan potensi sekolah. 

“Kepala sekolah harus cakap dalam mengelola potensi sekolah. Menelurkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan untuk membangun ekosistem BLUD yang sehat dan transparan,” kata Alhudri, Selasa (21/3/2023).

Dikatakannya, berangkat dari keinginan untuk mempertemukan dan menjodohkan lulusan SMK dengan dunia kerja dan dunia usaha melalui pendidikan vokasi. 

"Hal ini tidak boleh dimaknai hanya sebatas urusan menjual dan membeli," ujarnya.

Kepala sekolah, tambah Alhudri, harus cakap mengombinasikan produk yang bakal diproduksi di SMK. 

Disisi lain, mereka harus pula mampu bekerja sama dengan BLUD SMK lain untuk saling mendukung pengembangan masing-masing SMK.

Sementara itu Kepala Bidang SMK Disdik Aceh, Asbaruddin menambahkan, peralihan status ini memang tidak mudah.

Namun Disdik Aceh bakal membantu seluruh kepala SMK untuk memudahkan proses adaptasi sehingga BLUD di SMK dapat berjalan optimal. 

"Melalui status BLUD ini, impelementasi teaching factory (TeFa) dan project basic learning di SMK dapat mengasah kemampuan peserta didik untuk melahirkan produk berkualitas yang dibutuhkan masyarakat dengan harga kompetitif," tutur Asbaruddin.

Lebih lanjut disampaikannya, keterbatasan industri besar di Aceh adalah kelemahan yang dapat diubah menjadi kekuatan untuk membangkitkan ekonomi lewat produk-produk yang dihasilkan oleh seluruh SMK yang ada di Aceh, termasuk sekolah yang berstatus swasta. 

Asbaruddin mengharapkan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Aceh dapat dilibatkan untuk memberikan bantuan permesinan yang dibutuhkan oleh BLUD SMK.

"Saya hakul yakin produk yang dihasilkan SMK dapat menekan inflasi daerah dan menggerakkan roda perekonomian," ujarnya.

Katanya, aturan tentang remunerasi sedang digodok. Sehingga para pelajar tidak sekadar mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja. 

Mereka juga berpeluang mendapatkan penghasilan dari pekerjaan yang mereka lakukan selama menjalani pendidikan. 

“Saat ini bola berada di kaki para kepala SMK. Mereka dituntut untuk mengasah kemampuan kewirausahaan dan menularkan jiwa usahawan itu kepada para guru dan tenaga kependidikan di sekolah," sambungnya.

Gol saat ini ditentukan oleh seberapa besar hasrat sekolah untuk maju dan mengembangkan potensi mereka.

Asbaruddin menyebutkan, saat ini terdapat 22 SMK di Aceh sekolah berlabel SMK Pusat Keunggulan (PK) yang siap tancap gas menjalankan fungsi BLUD.

Namun dia berharap SMK lain dapat segera melakukan hal yang sama. Sekali lagi ditegaskannya, tantangan terbesar dari status BLUD ini adalah kecakapan kepala sekolah untuk menularkan semangat kewirausahaan kepada para guru yang bakal menularkan hal yang sama kepada para peserta didik. 

Kabid SMK ini menyadari bahwa mengubah pola pikir dan sikap kepala sekolah dan guru, untuk disesuaikan dengan kebutuhan kewirausahaan di SMK tidaklah mudah. 

Namun diingatkannya, kewirausahaan adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, sesuai dengan aturan perundang-undangan. 

Tapi kita yakin dunia pendidikan kita bakal beradaptasi dan merespons status BLUD ini dengan baik dan cepat untuk menciptakan ekosistem UMKM yang sehat dan berdaya saing.

"Disdik Aceh akan terus memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi SMK untuk mengeluarkan potensi terbaik dan bersaing secara global,” pungkas Asbaruddin.(*)

Penulis : Baihaqi