Kisah Tunanetra Bersama Rasulullah, Layani Optimal Gak Pake Jutek
Suatu ketika Rasulullah menerima tamu, petinggi kaum musyrikin. Rasulullah sedang ingin memberi tausiah kepada mereka, berharap hidayah turun mengetuk hati mereka lalu masuk Islam. Di tengah seru-serunya penjelasan, tiba-tiba Abdullah bin Ummi Maktum lewat dan menginterupsi "Rasulullah, berilah aku bimbingan", Rasulullah merasa tidak senang, mengabaikan dan berpaling. Abdullah bin Ummi Maktum merasa bersalah karena tidak mendapatkan jawaban dari Rasulullah, "apakah perkataanku salah ?", "tidak" jawab Rasulullah yang mulai ramah.
Abdullah bin Ummi Maktum adalah pria tuna netra yg gemar
memperoleh siraman rohani dari Rasulullah. Di sisi lain pada hari itu,
Rasulullah sedang punya target untuk memberikah hidayah bagi tokoh pemuka kaum
musyrikin. Semua serasa wajar mungkin bagi kita yang sesekali kesal kalau
diinterupsi, apalagi jika sedang menerima tamu penting. Bahkan kita sering
mendapat sikap sinis model seperti itu jika sedang berhadapan dengan birokrasi.
Namun sebenarnya Allah tidak suka.
"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,"
(QS. 'Abasa 80: Ayat 1 dari 42 ayat)
Bisa jadi Abdullah bin Ummi Maktum sedang ingin menyucikan dirinya, atau ingin memperoleh pengetahuan agama, sementara kaum Quraisy belum tentu memperoleh hidayah bahkan mgkn hanya ingin menguji Rasulullah lalu mencari celah. Pada ayat ke 11, Allah mengingatkan, jangan lakukan itu wahai nabi, jangan abaikan orang yang bersungguh-sungguh memperoleh pelajaran.
Penulis : Khairuddin Budiman